Para pengurus waktu itu antara lain :
1. Stepanus Trombine,
2. Florianus Flarong dan Ibu,
3. Bapak Ho Soen Hien,
4. Paulus Made Harun Sukarya,
5. Raimundus Ketut Rames Iswara SH.
Maksud dari didirikanya Sektor pada waktu itu agar kegiatan umat menjadi lebih intensif dalam koordinasi ketua sektor dan hubungan Pastor Paroki dengan umat semakin mudah dan efektif karena perkembangan umat semakin banyak setelah Peristiwa Gestapu( PKI ) Tahun 1965.
Dengan perkembangan situasi sosial, politik dan budaya di tanah air, maka peranan Gereja di bidang sosial semakin lebih mendesak dan semakin diperlukan disamping soal pendidikan dan kesehatan.
Gereja bukan saja Organisasai, tapi lebih dari itu adalah sebagai kesatuan umat Beriman kristiani sebagaimana disebutkan dalam kanon ( Hukum Gereja ).
Perkembangan jumlah umat di sektor Santa Theresia cukup baik (dari segi kwantitas), namun dari segi kwalitas masih perlu di bimbing dan dibina secara berkesinambungan, agar pemahaman mengenai iman yang benar dan sejati dapat dimaknai dalam pola hidup sehari-hari baik kepada sesama umat yang beriman maupun dengan umat yang beragama lain.
Sampai dengan saat ini di sektor Santa Theresia belum banyak figur yang dapat mengarahkan warga sektor dalam hal pendalaman iman.Untuk itu kedepan mungkin dapat dibuatkan suatu program pendalaman iman yang dibawakan oleh sebuah team khusus dari paroki (yang cukup menarik) dimana mereka mendatangi ke basis sektor dengan tidak mengenakan kontribusi khusus kepada warga sektor (khususnya uang).
Disamping itu sampai saat ini warga sektor Santa Theresia masih mengalami paceklik tenaga dirigen dan organist.
Memang sudah ada program dari paroki untuk tenaga-tenaga seperti tersebut diatas, namun schedulnya terlalu jarak (bahkan jarang)sehingga susah sekali untuk dapat mengikutinya dengan intensif.
Demikian sekilas sejarah berdirinya sektor Santa Theresia dengan gambaran umum sampai dengan saat ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar