Menu

Minggu, 11 September 2011

Lingkungan Santo Stephanus


Stasi Santo Stephanus
1.   Nama                             : Stasi Santo Stephanus
      a. Nama Pelindung        : Santo Stephanus
      b. Wilayah                      : Batubulan dan sekitarnya
      c. Telp/Fax                     : 0361 465142 / 0361 465142

2.   Menjadi Stasi
      a. Tanggal Berdirinya    : 20 Mei 2001
      b. Para Perintis              : 1. Bapak Evert Pieter Kalumata (Alm)
                                               2. Bapak Romanus Rahu
                                               3. Bapak Peter Raka
      c. Ketua Stasi Pertama   : Bapak Romanus Rahu
      d. Ketua Stasi dari Period ke Periode
           - Tahun 2001 s/d 2006:
             Bapak Romanus Rahu (telp. 0361 297508)
           - Tahun 2007 s/d Sekarang:
             Bapak A.H.Y. Henry Suhendro (telp. 0361 461405)
3.   Data Umat (sampai Agustinus 2010):
      a. Jumlah Kepala Keluarga (KK)    : 53 KK
      b. Jumlah Seluruh Warga             : 194 orang
4.   Kegiatan Rutin Stasi
      a. Jadwal Latihan Koor                  : Setiap hari Senin & Kamis
            b. Aksi Sosial                           : Kunjungan Panti Asuhan / Panti Jompo / warga yang sakit

Lingkungan Maria Regina


1.      Nama                          :  Lingkungan Santa Maria Regina
a.      Pelindung              :  Santa Maria Regina
b.      Alamat                  :  Jalan Green Kori, Telepon,  Faks
2.      Awal kehadiran:
a.      Diresmikan dalam Missa Hari Minggu sore, 28 Mei 1995 oleh Pastor Paroki Santo Yoseph Denpasar, Pastor Drs. Servatius Subhaga, SVD.
b.      Para Perintis dan Pendiri:
1.      A. J. Kopalit
2.      F. X. Sukarno
3.      JIM Wenas
4.      F.X. Herri Susanto
5.      Ibu Kopalit Rumbayan
6.      Ibu Djoko
7.      Aron Meko Mbete
c.       Ketua Sektor Pertama: F. X. Sukarno
d.      Ketua Sektor sejak berdirinya:
Susunan Pengurus Sektor 2009-2013.

Pengurus Lingkungan Santa Maria Regina sejak awal berdirinya, 1995-2010, dapat diurutkan sebagai berikut:
1995-1998         :  Ketua: Bp. F. X. Sukarno
1998-2000         :  Ketua Bp. F.X. Herri Susanto (almarhum, karena sakit kemudian  diganti)
2000-2003         :  Ketua Marsel Djemalit D.
2003-2006         :  Ketua B. Suparyono (TAhun 2005 pindah ke Makassar)
2005-2006         : Pjs. Ketua Julius Juddin almarhum (meneruskan kepengurusan sebelumnya  berkenaan dengan kepindahan Bapak Suparyono ke Makassar)
2006-2009      : Ketua Yoseph G. Sudarsana
2009-2012      : Luci Purwanthi.
Setiap periode kepengurusan itu didukung sejumlah seksi.

e.      Struktur & Personalia Pengurus Lingkungan St. Maria Regina Periode 2009-20012
Pelindung                 :  Rm. Servasius Subhaga. SVD
                                    Marcel Djemalit. D
Penasihat                 :  Yoseph Gd. Sudarsana
                                    Ibu Markus Weking
Ketua Umum            :  Lucia Purwanti
Bendahara               :  Maria Theresia Indarwati
                                    Lucia Ni Nyoman Sumiati
Sekretaris                 :  Sugeng Winarto         
                                    Yuventius M. Wangge
Ketua I                      :  Sari Suparyono
Seksi Pendalaman Iman & Kitab Suci : Carles Pandang
Seksi Liturgi              : Yosefina G.M; Marcel Mony                                     
Ketua II                     :  Aloysius Dwiyanto
Seksi Sosial-Karikatif & Orkeskrek      : Desak Ariani
Seksi  Humas & Rukun Ibu : Sisilia Sri Bahani
Ketua III                    :  Ignatius Wahyu Triwibowo
Seksi Penggalian Dana : Gatot Suprapto
Pendampingan Mudika: Marsel Mony, Gabriel Kaki
3.      Data Umat
a.      Jumlah Kepala Keluarga               : 62
b.      Jumlah Warga                              : 270
a.      Total Perempuan                    : 138
b.      Total Laki-laki                         : 132
4.      Kegiatan Rutin
a.      Latihan Koor setiap Jumat malam
b.      Doa lingkungan setiap hari Kamis
Aksi sosial kedukaan saat warga sakit dan meninggal, dan aksi sosial kesukacitaan melalui kunjungan paskelahiran, missa syukur komuni perdana, dan kunjungan kepada keluarga baru. Secara incidental juga mengunjungi panti asuhan. Arisan ibu-ibu sektor juga menjadi ajang kebersamaan.

Sektor Renya Rosari

  1. Nama Sektor : Renya Rosari
    1. Pelindung : Bunda Maria
    2. Alamat      : Jalan Jayagiri XXVI / 4, telp 241575, fax 265218.
  1. Menjadi sektor
    1. Berdiri pada tanggal 31 Mei 1975 di jalan Hayamwuruk 74 (rumah Oma Ezerman).
    2. Para perintis: Opa Frans Diaz (ketua sektor pertama), Opa Ezerman, Bp. Pudja Sutikna, Bp. Roni Mailenzun, Bp. Aloysius Heang.
    3. Ketua sektor dari periode ke periode:
Tahun 1975 – 1977 à Opa Frans Diaz
Tahun 1977 – 1979 à Bp. Aloysius Heang
Tahun 1979 – 1989 à Opa Madrani
Tahun 1989 – 1995 à Bp. Frans Suharjo
Tahun 1995 – 2000 à Bp. Ephrem Suyitno
Tahun 2000 – 2001 à Ibu Susi (Paroki Katedral Roh Kudus berdiri, Ratu Rosari berpisah dari Renya Rosari)
Tahun 2001 – 2002 à Bp. Joni Wijaya
Tahun 2002 – 2010 à Bp. Thomas Sutrisno
Tahun 2010 – 2013 à Bp. Frans Passar
d. Daftar pengurus sektor tahun 2010 – 2013 bisa dilihat di lampiran.

3.       Data umat warga sektor
a.       Jumlah kepala keluarga 85
b.      Jumlah seluruh warga 297 orang terdiri dari 140 pria, 157 wanita.
c.       Anak2 (usia 0 – 14 tahun) 60 orang
d.      Remaja/ mudika (termasuk yang belum menikah) 68 orang
e.      Dewasa 169 0rang

4.       Kegiatan rutin sektor
a.       Latihan koor setiap hari jumat malam pukul 19.30 di rumah Oma Sundoro.
b.      Doa bersama (rosario) digabung dgn temu bulanan setiap minggu kedua dalam bulan. Doa selama bulan Maria, bulan Rosario dan pendalaman Kitab Suci disesuaikan dgn kalender liturgi (AAP dan APP).
c.       Aksi Sosial bersifat insidental: kunjungan orang sakit, orang berduka, orang melahirkan dan kaum manula.

5.       Warga sektor sangat berharap paroki mampu melayani lebih baik lagi di masa2 mendatang dan mengakomodir seluruh kepentingan warga tanpa memandang suku dan ras, terutama yang berkekurangan dalam hal kesehatan dan pendidikan. Pelayanan Gereja hendaknya tidak hanya di altar dan sekitarnya tapi benar2 masuk dalam segala segi kehidupan umat sehingga peranan pastoral paroki menjadi begitu penting dan tak terpisahkan.  
6.       Sejarah singkat Renya Rosari
                Pada masa2 awal berdirinya sektor ini, kebanyakan warga sektor adalah pendatang dari Flores, terutama kota Larantuka dan sekitarnya. Ide bahwa sektor ini dinamai ”Renya Rosari” bermula dari kerinduan pada kampung halaman dan untuk mengenang Bunda Maria yang adalah pelindung kota Larantuka. Opa Diaz sebagai ketua sektor pertama pada tahun 1975 - 1977 dan sebagai ahli seni musik mengabadikan semangat devosionalnya kepada Bunda Maria dengan mengarang mars Renya Rosari.
                Waktu itu warga sektor ini banyak bertempat tinggal di sekitar asrama TNI AD Hyang Batu (jln. Kapten Japa & Asrama Kayumas) karena mereka masih aktif berdinas di kesatuan masing2. Mulanya mereka hanya bertemu beberapa orang saja untuk sekedar berdoa bersama, melepas rindu dan sharing hidup berkeluarga dan pekerjaan.
                Warga sektor merasa dipersatukan justru pada saat ada orang meninggal. Tanpa koordinasi dan tanpa diminta mereka menyumbangkan apa yang bisa dilakukan untuk meringankan beban keluarga yang sedang berduka. 2 – 3 orang sibuk membuat peti mati (waktu itu belum ada rukun kematian), ada yang membawa makanan, minuman dsb. Pada saat2 seperti itulah mereka merasa senang karena bisa saling membantu dan memberi perhatian kepada yang membutuhkan. Hal ini tentu senada dengan semangat dan perintah Yesus sendiri: Jika ada 2 – 3 orang berkumpul dalam namaKu, Aku hadir di tengah tengah mereka.
                Dalam perkembangannya, sektor ini tidak hanya menjadi komunitas doa tapi juga berolahraga bersama (sepakbola dan voli) serta berkesenian. Semula warga sektor berolahraga hanya supaya sehat dan menjaga keakraban baik diantara mereka sendiri maupun dgn warga sekitar yang berlainan agama (Hindu dan Islam). Jadi dalam hal kerukunan hidup beragama bisa dikatakan sangat baik.
                Lebih dari itu, sektor Renya Rosari beberapa kali berhasil menjuarai lomba dan olahraga yang dilaksanakan dalam rangka HUT RI atau lainnya.. Opa Madrani menjadi figur yang sangat menentukan dalam pelaksanaan kedua hal tersebut. Dia begitu bersemangat melatih mereka yang berminat dalam hal seni. Anggota sektor juga pernah ikut serta pentas seni dan siaran mimbar agama Katolik di televisi (waktu itu hanya ada TVRI). Meskipun berada pada masa yang berbeda (Opa Diaz  tahun 70an, Opa Madrani tahun 90an), kedua orang sesepuh sektor ini menyumbangkan apa yang dimiliki demi kemajuan dan perkembangan gereja.

Sabtu, 23 Juli 2011

Sektor Santa Theresia

           Didirikan 1 Oktober 1968 bersama sama Sektor lain di Paroki ST. Yosef di Denpasar. Pada waktu itu Pastor Paroki, Pastor J. Heyne.
Para pengurus waktu itu antara lain :
1.      Stepanus Trombine,
2.      Florianus Flarong dan Ibu,
3.      Bapak Ho Soen Hien,
4.      Paulus Made Harun Sukarya,
5.      Raimundus Ketut Rames Iswara SH.
Maksud dari didirikanya Sektor pada waktu itu agar kegiatan umat menjadi lebih intensif dalam koordinasi ketua sektor dan hubungan Pastor Paroki dengan umat semakin mudah dan efektif karena perkembangan umat semakin banyak setelah Peristiwa Gestapu( PKI ) Tahun 1965.
Dengan perkembangan situasi sosial, politik dan budaya di tanah air, maka peranan Gereja di bidang sosial semakin lebih mendesak dan semakin diperlukan disamping soal pendidikan dan kesehatan.
Gereja bukan saja Organisasai, tapi lebih dari itu adalah sebagai kesatuan umat Beriman kristiani sebagaimana disebutkan dalam kanon ( Hukum Gereja ).
Perkembangan jumlah umat di sektor Santa Theresia cukup baik (dari segi kwantitas), namun dari segi kwalitas masih perlu di bimbing dan dibina secara berkesinambungan, agar pemahaman mengenai iman yang benar dan sejati dapat dimaknai dalam pola hidup sehari-hari baik kepada sesama umat yang beriman maupun dengan umat yang beragama lain.
Sampai dengan saat ini di sektor Santa Theresia belum banyak figur yang dapat mengarahkan warga sektor dalam hal pendalaman iman.Untuk itu kedepan mungkin dapat dibuatkan suatu program pendalaman iman yang dibawakan oleh sebuah team khusus dari paroki (yang cukup menarik) dimana mereka mendatangi ke  basis sektor dengan tidak mengenakan kontribusi khusus kepada warga sektor (khususnya uang)
Disamping itu sampai saat ini warga sektor Santa Theresia masih mengalami paceklik tenaga dirigen dan organist.
Memang sudah ada program dari paroki untuk tenaga-tenaga seperti tersebut diatas, namun schedulnya terlalu jarak (bahkan jarang)sehingga susah sekali untuk dapat mengikutinya dengan intensif.
Demikian sekilas sejarah berdirinya sektor Santa Theresia dengan gambaran umum sampai dengan saat ini.

Sektor Santa Bernadette

1. Nama Sektor : SANTA BERNADETTE
a. Nama pelindung : Santa Bernadette
b. Alamat : Jl.Kenyeri IIIB no.8 Telp.0361- 239561.Denpasar – 80239.

2. Menjadi Sektor :
a. Tanggal berdiri : 8 Desember 1968.
b. Para perintis : 1. Almarhum bapak LEO.
2. Almarhum bapak RAMANUS.
3. Bapak YUVENTIUS R.SOEHARMAN.
4. Ibu AGNES SUVIANA BOMA.
5. Ibu MARTINA.
c. Ketua sektor partama : Almarhum bapak LEO.
d. Para ketua sektor dari periode ke periode :
Tahun 1968 s/d 1970 : Almarhum bapak LEO.
Tahun 1970 s/d 1972 : Almarhum bapak ROMANUS.
Tahun 1972 s/d 1996 : Bapak ROBERTUS DARISMAN.
Tahun 1996 s/d 2002 : Bapak YOHANES SUPARDI.
Tahun 2002 s/d 2010 : Bapak YOHANES ENRICO MULANA.
Tahun 2010 s/d sekarang : YOHANES SUKIRNO SUTANTO ( 081-236-04600 ).
e. Susunan pengurus sektor periode sekarang : Terlampir.

3. Data Umat / Warga Sektor .
a. Jumlah Kepala Keluarga (KK) : 151 KK.
b. Jumlah seluruh warga : 565 orang.
- Anak – anak (0 s/d 14 tahun) : 64anak.
- Remaja / Mudika (belum nikah) : 118orang.
- Dewasa : 383orang.

4. Kegiatan rutin sektor :
a. Jadwal latihan koor : Pada hari Jumat.
b. Jadwal doa : Pada bulan Mei dan Oktober setiap minggu dua kali.
c. Aksi sosial : - Memberikan bantuan kepada warga sektor bila dirawat dirumah sakit selama 5 hari.
- Bila ada warga yang mengadakan acara pernikahan atau ada yang tertimpa musibah / kedukaan maka para warga sektor bergotong royong dan saling meneguhkan.
d. Lain – lain : Setiap tahun selalu diadakan acara kebersamaan seluruh warga sektor seperti ziarah atau acara-acara lainnya.

5. Harapan untuk Paroki ke depan : - Pemekaran jumlah sektor yang ada perlu dikaji dengan
bijaksana agar umat dapat lebih berkembang.
- Pastor Paroki sebaiknya didampingi oleh
pastor pembantu mengingat bertambah berat/banyaknya
tugas-tugas pastoral paroki dalam melayani umat.
Belum lagi ditambah perhatian untuk pembangunan
gereja YESUS GEMBALA YANG BAIK yang masih
memerlukan pikiran, tenaga, waktu maupun dana yang
tidak sedikit.
- Batas-batas secara geografis masing-masing sektor agar
dapat ditentukan dengan jelas supaya warga/umat dapat
terdaftar kedalam sektor yang semestinya. (terutama
bagi umat yang belum masuk sektor atau yang baru).
- Apakah sebaiknya diparoki St.Yoseph perlu dibentuk
SEKAMI ?




6. Komentar salah seorang mudika : - Saya baru tinggal di Denpasar tahun 2000 dan
pada hari Minggu saya mengikuti Misa Kudus di
gereja Santo Yoseph jalan Kepundung Denpasar.
Mulai dari doa Permbuka sampai dengan Pentatahan
Kitab Suci, saya merasakan suasana sakral dan saat
pastor memberikan Homili, romo mengupas &
menjelaskan Injil maupun bacaan dengan mendalam dan
mendetail.
Sehingga dapat memdalam pengetahuanku tentang
agama Katolik serta memperkuat imanku.
Hal ini menjadikan Misa akan selesai lebih lama
sehingga ada sebagian umat, terutama yang membawa
anak-anak kecil merasa gelisah.
( Disampaikan oleh mudika, Gregorius Kuntarto ).
- Sejak kecil aku sudah tinggal dan dibesarkan di Denpasar
tetapi pernah juga bersekolah diluar Bali.
Menurutku kegiatan mudika paroki Santo Yoseph tidak
banyak , sedangkan pandanganku mengenai misa diparoki
ada satu kebiasaan baik dan aku setuju tetap diteruskan
yaitu pentahtahan Kitab Suci yang setahuku digereja lain
tidak dilakukan lagi.
Kemudian suasana didalam gereja lebih tenang dan
khusuk dibandingkan digereja lain dan satu hal yang perlu
tetap dipertahankan ialah pada ritus penutup, lagu penutup
dinyanyikan sebelum berkat sehingga umat tidak
meninggalkan gereja.
Dan hanya satu masukanku untuk khotbah romo, yang
utama ialah agar umat dapat mengambil makna dan
sarinya yang dapat diterapkan dalam hidup berkeluarga
sebagai gereja kecil. Buah pikiran Rafael Credo.

7. Komentar salah seorang anak : - Nama saya Padma, biasa dipanggil Ama. Saya biasa
diajak ayah dan bunda ke gereja kepundung dan
kadang-kadang saja ke gereja lain tapi saya paling
senang kalau ke gereja kepundung karena duduknya
bisa berpindah-pindah dan bisa omong-omong dengan
romonya; sedangkan di gereja lain penuh.
- Saya sudah sekolah kelas 4, nama saya Khrisna dan
saya selalu diajak oleh ayah & ibu kegereja di Santo
Yoseph Kepundung dan adikku biasanya tidak mau
diam selalu ingin keluar masuk serta bermain naik turun
tangga gereja.

8. Sejarah singkat berdirinya sektor : Pada waktu itu di Paroki St.Yoseph hanya ada satu wadah
bagi umat yaitu Banjar Hati Maria Tak Bernoda,
kemudian dari paroki menyarankan agar dibentuk lagi
yang lain maka berkumpullah beberapa umat pada tanggal
18 Desember 1968 disalah satu rumah dijalan Supratman
gang Saraswati no.4 (sekarang gang Puspa) yaitu rumah
ibu Martina yang dihadiri oleh beberapa warga
bersama dari DPP seperti bapak Bone Bali Hada,
bapak Cok Sudarsana dll dan setelah dibicarakan serta
dipertimbangkan maka terbentuklah yang dinamakan
sektor Santa Bernadette yang diketuai oleh Almarhum
bapak Leo dan ketua-ketua sektor lainnya sampai
sekarang dengan warga beraneka ragam asal suku atau
keturunan serta segala perkembangannya.