- Nama Sektor : Renya Rosari
- Pelindung : Bunda Maria
- Alamat : Jalan Jayagiri XXVI / 4, telp 241575, fax 265218.
- Menjadi sektor
- Berdiri pada tanggal 31 Mei 1975 di jalan Hayamwuruk 74 (rumah Oma Ezerman).
- Para perintis: Opa Frans Diaz (ketua sektor pertama), Opa Ezerman, Bp. Pudja Sutikna, Bp. Roni Mailenzun, Bp. Aloysius Heang.
- Ketua sektor dari periode ke periode:
Tahun 1975 – 1977 à Opa Frans Diaz
Tahun 1977 – 1979 à Bp. Aloysius Heang
Tahun 1979 – 1989 à Opa Madrani
Tahun 1989 – 1995 à Bp. Frans Suharjo
Tahun 1995 – 2000 à Bp. Ephrem Suyitno
Tahun 2000 – 2001 à Ibu Susi (Paroki Katedral Roh Kudus berdiri, Ratu Rosari berpisah dari Renya Rosari)
Tahun 2001 – 2002 à Bp. Joni Wijaya
Tahun 2002 – 2010 à Bp. Thomas Sutrisno
Tahun 2010 – 2013 à Bp. Frans Passar
d. Daftar pengurus sektor tahun 2010 – 2013 bisa dilihat di lampiran.
3. Data umat warga sektor
a. Jumlah kepala keluarga 85
b. Jumlah seluruh warga 297 orang terdiri dari 140 pria, 157 wanita.
c. Anak2 (usia 0 – 14 tahun) 60 orang
d. Remaja/ mudika (termasuk yang belum menikah) 68 orang
e. Dewasa 169 0rang
4. Kegiatan rutin sektor
a. Latihan koor setiap hari jumat malam pukul 19.30 di rumah Oma Sundoro.
b. Doa bersama (rosario) digabung dgn temu bulanan setiap minggu kedua dalam bulan. Doa selama bulan Maria, bulan Rosario dan pendalaman Kitab Suci disesuaikan dgn kalender liturgi (AAP dan APP).
c. Aksi Sosial bersifat insidental: kunjungan orang sakit, orang berduka, orang melahirkan dan kaum manula.
5. Warga sektor sangat berharap paroki mampu melayani lebih baik lagi di masa2 mendatang dan mengakomodir seluruh kepentingan warga tanpa memandang suku dan ras, terutama yang berkekurangan dalam hal kesehatan dan pendidikan. Pelayanan Gereja hendaknya tidak hanya di altar dan sekitarnya tapi benar2 masuk dalam segala segi kehidupan umat sehingga peranan pastoral paroki menjadi begitu penting dan tak terpisahkan.
6. Sejarah singkat Renya Rosari
Pada masa2 awal berdirinya sektor ini, kebanyakan warga sektor adalah pendatang dari Flores, terutama kota Larantuka dan sekitarnya. Ide bahwa sektor ini dinamai ”Renya Rosari” bermula dari kerinduan pada kampung halaman dan untuk mengenang Bunda Maria yang adalah pelindung kota Larantuka. Opa Diaz sebagai ketua sektor pertama pada tahun 1975 - 1977 dan sebagai ahli seni musik mengabadikan semangat devosionalnya kepada Bunda Maria dengan mengarang mars Renya Rosari.
Waktu itu warga sektor ini banyak bertempat tinggal di sekitar asrama TNI AD Hyang Batu (jln. Kapten Japa & Asrama Kayumas) karena mereka masih aktif berdinas di kesatuan masing2. Mulanya mereka hanya bertemu beberapa orang saja untuk sekedar berdoa bersama, melepas rindu dan sharing hidup berkeluarga dan pekerjaan.
Warga sektor merasa dipersatukan justru pada saat ada orang meninggal. Tanpa koordinasi dan tanpa diminta mereka menyumbangkan apa yang bisa dilakukan untuk meringankan beban keluarga yang sedang berduka. 2 – 3 orang sibuk membuat peti mati (waktu itu belum ada rukun kematian), ada yang membawa makanan, minuman dsb. Pada saat2 seperti itulah mereka merasa senang karena bisa saling membantu dan memberi perhatian kepada yang membutuhkan. Hal ini tentu senada dengan semangat dan perintah Yesus sendiri: Jika ada 2 – 3 orang berkumpul dalam namaKu, Aku hadir di tengah tengah mereka.
Dalam perkembangannya, sektor ini tidak hanya menjadi komunitas doa tapi juga berolahraga bersama (sepakbola dan voli) serta berkesenian. Semula warga sektor berolahraga hanya supaya sehat dan menjaga keakraban baik diantara mereka sendiri maupun dgn warga sekitar yang berlainan agama (Hindu dan Islam). Jadi dalam hal kerukunan hidup beragama bisa dikatakan sangat baik.
Lebih dari itu, sektor Renya Rosari beberapa kali berhasil menjuarai lomba dan olahraga yang dilaksanakan dalam rangka HUT RI atau lainnya.. Opa Madrani menjadi figur yang sangat menentukan dalam pelaksanaan kedua hal tersebut. Dia begitu bersemangat melatih mereka yang berminat dalam hal seni. Anggota sektor juga pernah ikut serta pentas seni dan siaran mimbar agama Katolik di televisi (waktu itu hanya ada TVRI). Meskipun berada pada masa yang berbeda (Opa Diaz tahun 70an, Opa Madrani tahun 90an), kedua orang sesepuh sektor ini menyumbangkan apa yang dimiliki demi kemajuan dan perkembangan gereja.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar